Ada 2 faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, yaitu
(1) Faktor Internal : faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat, bakat, keturunan dan sebagainya. Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat, baik, pemarah, dengki, iri, pemalu, pemberani, dan lain sebagainya. Contoh bakat yakni misalnya bakat melukis, bermain musik, menciptakan lagu, akting, dan lain-lain. Sedangkan aspek keturunan seperti turunan emosi, intelektualitas, potensi diri, dan sebagainya.
(2) Faktor Eksternal : faktor yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi mental seseorang. Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan seorang manusia adalah keluarga seperti orang tua, anak, istri, kakak, adik, kakek-nenek, dan masih banyak lagi lainnya.
Faktor luar lain yang berpengaruh yaitu seperti hukum, politik, sosial budaya, agama, pemerintah, pendidikan, pekerjaan, masyarakat, dan sebagainya. Faktor eksternal yang baik dapat menjaga mental seseorang, namun faktor external yang buruk / tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental tidak sehat.
Perilaku orang yang mempunyai kesehatan mental yang baik :
1. Merasa nyaman dengan dirinya sendiri
Contoh : seorang pelajar yang memiliki postur tubuh yang tidak lebih tinggi dari teman-teman usia sebayanya, meski demikian ia tetap merasa nyaman dengan dirinya dan menerima keadaan fisiknya, sehingga ia mudah bergaul dengan siapa saja, hal itu membuatnya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sehingga ia tidak terissolir dari teman-teman sebayanya.
2. Punya spontanitas dan emosionalitas yang tepat
Contoh : Ada seorang pebisnis yang handal, ia mampu berkomunikasi dengan relasinya dengan baik. Pada saat ia untung besar, wajar bila emosinya tetap stabil. Namun ada kalanya pada saat bisnisnya kurang beruntung banyak orang tidak bisa mengontrol emosinya, akan tetapi dia dapat tetap mengontrol emosinya dengan selalu ramah dengan relasinya mapun dengan karyawannya, karena ia mempunyai kesehatan mental yang baik dan selalu dapat menempatkan emosinya dengan tepat.
Contoh : seorang pelajar yang memiliki postur tubuh yang tidak lebih tinggi dari teman-teman usia sebayanya, meski demikian ia tetap merasa nyaman dengan dirinya dan menerima keadaan fisiknya, sehingga ia mudah bergaul dengan siapa saja, hal itu membuatnya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sehingga ia tidak terissolir dari teman-teman sebayanya.
2. Punya spontanitas dan emosionalitas yang tepat
Contoh : Ada seorang pebisnis yang handal, ia mampu berkomunikasi dengan relasinya dengan baik. Pada saat ia untung besar, wajar bila emosinya tetap stabil. Namun ada kalanya pada saat bisnisnya kurang beruntung banyak orang tidak bisa mengontrol emosinya, akan tetapi dia dapat tetap mengontrol emosinya dengan selalu ramah dengan relasinya mapun dengan karyawannya, karena ia mempunyai kesehatan mental yang baik dan selalu dapat menempatkan emosinya dengan tepat.
1. Trauma
Contoh : Seorang mahasiswa sedang mengendarai sepeda motornya dengan sangat kencang, sehingga pada suatu belokan ia menabrak sebuah truk besar pengangkut balok-balok kayu, tanganya patah, motornyarusak, ia di larikanke rumah sakit, kemudian saat ia sembuh, ia menjadi selalu teringat peristiwa kecelakaan yang dialaminya,dan setiap ia melihat truk besar pengangkut balok-balok kayu ia dihinggapi perasaan takut yang sangat.
2. Agresi
Contoh : seseorang yang frustasi karena di tinggalkan kekasihnya menikah dengan orang lain, yang mana orang lain tersebut adalah musuh baginya, kemudian ia melakukan serangan membabi buta pada saat pesta pernikahan kekasihnya digelar. Karena rasakecewa yang dalam ia melampiaskan amarahnya dengan agresinya.
Thx ya infonya...hanya saja tulisannya kurang begitu jelas hehe..
BalasHapushttp://cbs-bogor.net/