Pewarisan budaya dapat disamakan dengan istilah transmisi
kebudayaan. Transmisi budaya merupakan kegiatan pengiriman atau penyebaran
pesan dari generasi yang satu ke generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah
menjadi kebiasaan dan sulit diubah.
Transmisi budaya dinilai sebagai suatu usaha untuk
menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai
pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan. Dalam hal ini tidak ada suatu
masyarakat yang tidak melakukan usaha pewarisan budaya. Usaha pewarisan ini
bukan sekedar menyampaikan atau memberikan suatu yang material, melainkan yang
terpenting adalah menyampaikan nilai-nilai yang dianggap terbaik yang telah
menjadi pedoman yang baku dalam masyarakat.
Transmisi budaya memiliki fokus dan konsentrisitas pada
tiga misi, yaitu:
- menanamkan (juga menggagas, mengkreasi, apabila publik belum memiliki bibit dan potensi keunggulan);
- mengembangkan (dengan inovasi dan adaptasi, apabila masyarakat telah memiliki benih-benih keunggulan yang kemudian diperluas dan ditingkatkan); dan
- memantapkan (juga melestarikan dan konservasi, apabila masyarakat telah mengembangkan tradisi keunggulan secara padu dan bersama).
Proses transmisi budaya meliputi proses-proses imitasi,
identifikasi dan sosialisasi. Imitasi adalah meniru tingkah laku dari sekitar.
Pertama-tama tentunya imitasi didalam lingkungan keluarga dan semakin lama
semakin meluas terhadap masyarakat lokal. Transmisi unsur-unsur tidak dapat
berjalan dengan sendirinya. Seperti telah dikemukakan manusia adalah aktor dan
manipulator dalam kebudayaannya. Oleh sebab itu, unsur-unsur tersebut harus
diidentifikasi. Proses identifikasi itu berjalan sepanjang hayat sesuai dengan
tingkat kemampuan manusia itu sendiri. Selanjutnya nilai-nilai atau unsur-unsur
budaya tersebut haruslah disosialisasikan artinya harus diwujudkan dalam
kehidupan yang nyata didalam lingkungan yang semakin lama semakin meluas.
Nilai-nilai yang dimiliki seseorang harus mendapatkan pengakuan lingkungan
sekitarnya. Artinya kelakuan-kelakuan yang dimiliki tersebut adalah yang sesuai
atau yang seimbang dengan nilai-nilai yang ada dalam lingkungannya. Ketiga
proses transmisi tersebut berakitan dengan bagaimana cara mentransmisikannya.
Bentuk-bentuk Transmisi Budaya dan Pengaruhnya Terhadap
Perkembangan Psikologi Individu
- Enkulturasi
Konsep ”enkulturasi” mengacu kepada suatu proses
pembelajaran kebudayaan (Soekanto, 1993:167). Proses pembudayaan enkulturasi
biasanya terjadi secara informal dalam keluarga, komunitas budaya suatu suku,
atau budaya suatu wilayah. Proses pembudayaan enkulturasi dilakukan oleh orang
tua atau orang yang dianggap lebih tua. Dalam proses ini, seorang individu
mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat,
sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses
enkulturasi sudah dimulai sejak kecil, awalnya dari orang dalam lingkungan
keluarga lalu dari teman-teman bermain. Dengan demikian pada hakikatnya setiap
orang sejak kecil sampai tua, melakukan proses enkulturasi, mengingat manusia
sebagai mahluk yang dianugerahi kemampuan untuk berpikir dan bernalar sangat
memungkinkan untuk setiap waktu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif,
psikomotornya.
- Akulturasi
Akulturasi adalah proses pertukaran ataupun
pengaruh-mempengaruhi dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sifatnya,
sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diakomodasikan dan
dintegrasikan ke dalam kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya
sendiri (Koentjaraningrat,1990:91). Akulturasi sudah ada sejak dulu dalam
sejarah budaya manusia. Akulturasi timbul sebagai akibat adanya kontak langsung
dan terus-menerus antara kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan
yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan adanya suatu perubahan kebudayaan yang
asli dari kedua masyarakat bersangkutan.
- Sosialisasi
Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu
proses dimana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai
masyarakat dimana ia menjadi anggota. Maksudnya sosialisasi merupakan seluruh
proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa berkembang,
berhubungan, mengenal dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam
masyarakat.
Persamaan Dan Perbedaan Antar Budaya Dalam Hal Transmisi
Budaya Melalui Masa Perkembangan Individu
- Kesamaan dan perbedaan transmisi budaya melalui
enkulturasi dan sosialisasi antara lain : Persamaan yang paling menonjol dari
kedua proses transmisi tersebut adalah pengenalan , pemahaman kebudayaan
tertentu dimana prinsip dasarnya memberikan informasi mengenai budaya suatu
daerah terhadap budaya lain. Proses dimana kita belajar dan menginternalisasi
aturan dan pola perilaku yang dipengaruhi oleh budaya Perbedaan antara kedua
transmisi tersebut adalah proses menyesuaikan diri terhadap budaya tersebut ,
dimana kita dituntut lebih dari sekedar mengenal budaya tersebut , tapi lebih
pada praktek kegiatan budayanya.
- Kesamaan dan perbedaan dalam hal transmisi budaya
melalui masa remaja : Pada masa remaja adalah masa transisi, dimana proses
pencarian jati diri masih berlangsung. Pemahaman kebudayaan remaja sangatlah
penting namun transmisi budaya pada remaja saat ini sangat sulit. Pemahaman
tentang budaya itu sendiri dapat dimengerti, namun untuk mempraktekan budaya
itu sendiri kebanyakan remaja masih kurang berminat. namun ada juga remaja yang
peduli akan budaya, contoh: penari daerah yang terus melestarikaan budayanya
itu sendiri. Selain itu, mendominasi pada pemikiran tentang kepribadian di
budaya barat contohnya amerika serikat misalnya aktualisasi diri, kesadaran
diri, konsep diri, keyakinan diri, penguatan diri, kritik diri, mementingkan
diri sendiri, meragukan diri sendiri (Lonner, 1988). Sedangkan perbedaannya
yaitu dalam budaya bukan barat seperti negara timur china, jepang dan inidia.
Bersifat kolektivistik ketimbang individualistik (Triandis, 1985, 1994).
- Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi
budaya dalam hal konfromitas: konformitas merupakan hasil interaksi sosial dan
proses sosial dalam kehidupan manusia bermasyarakat yang akan memunculkan
perilaku-perilaku kesepakatan (conformitas) sebagai bentuk aturan bermain
bersama. Hal ini menyangkut perilaku kepatuhan. Kesamaan ketika manusia
yang hidup bermasyarakat mematuhi peraturan atau adat istiadat yang ada
dilingkungan itu sendiri dan bisa menempatkan dirinya sesuai tempatnya.
Perbedaan: ketika manusia yang hidup bermasyarakat itu tidak mau mengikuti
peraturan yang ada dilingkungannya itu sendiri dan orang itu pun bersifat
sesukanya dan tidak memandang peraturan yang berlaku dilingkungannya.
- Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi
budaya dalam hal kognisi sosial: Kognisi social adalah tata cara dimana
kita menginterpretasi, menganalisa, mengingat, dan menggunakan informasi
tentang dunia social. Kognisi social dapat terjadi secara otomatis. Kesamaan:
sama-sama untuk mengetahui suatu informasi , dan biasanya langsung mencirikan
bahwa orang itu dari daerah mana. Contonya, saat kita melihat seseorang dari
suatu ras tertentu (Cina, misalnya), kita seringkali secara otomatis langsung
berasumsi bahwa orang tersebut memiliki ciri/sifat tertentu. Perbedaan:
berbedaannya kalau kognisi sosial menginterpretasi, menganalisa, mengingat, dan
menggunakan informasi tentang dunia social.
- Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal perilaku
gender: Gender merupakan hasil konstruksi yang berkembang selama masa anak-anak
sebagaimana mereka disosialisasikan dalam lingkungan mereka. Adanya perbedaan
reproduksi dan biologis mengarahkan pada pembagian kerja yang berbeda antara
pria dan wanita dalam keluarga. Perbedaan-perbedaan ini pada gilirannya
mengakibatkan perbedaan ciri-ciri sifat dan karakteristik psikologis yang
berbeda antara pria dan wanita. Faktor-faktor yang terlibat dalam memahami
budaya dan gender tidak statis dan unidimensional. Keseluruhan sistem itu
dinamis dan saling berhubungan dan menjadi umpan balik atau memperkuat sistem
itu sendiri. Sebagai akibatnya sistem ini bukan suatu unit yang linear dengan
pengaruh yang berlangsung dalam satu arah, dan semua ini diperoleh dalam
kehidupan kita sendiri. Sebagai konsekuensinya, budaya yang berbeda akan
memberikan hasil yang berbeda pula. Satu budaya mungkin mendukung kesamaan
antara pria dan wanita, namun budaya lainnya tidak mendukung kesamaan tersebut.
Dengan demikian budaya mendefinisikan atau memberikan batasan mengenai peran,
kewajiban, dan tanggung jawab yang cocok bagi pria dan wanita.
Awal Perkembangan dan PengasuhanTransmisi budaya dapat
terjadi sesuai dengan awal pengembangan dan pengasuhan yang terjadi pada
masing-masing individu. Dimana proses seperti Enkulturasi ataupun Akulturasi
yang mempengaruhi perkembangan psikologis individu tergantung bagaimana
individu mendapat pengasuhan dan bagaimana lingkungan yang diterimanya.
Individu tidak mampu berdiri sendiri, melainkan hidup dalam hubungan antar
sesama individu. Dengan demikian dalam hidup dan kehidupannya manusia selalu
mengadakan kontak dengan manusia lain. Karena itu manusia sebagai individu juga
merupakan makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat.
- http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195004031976032-TITIN_KARTINI/TRANSMISI_BUDAYA_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf
- www.wikipedia.com